Selasa, 05 Januari 2016

BNK Kerja, 2015

Mana ada sih kerja yang tanpa masalah, kalaupun ada yang mengatakan tidak ada masalah ditempatnya bekerja, itu saja sudah menjadi masalah. Iya..., tidak ada masalah karena tidak bekerja. He..., tidak bermaksud menuduh.

Adalah Badan Narkotika Kabupaten Bangka Tengah, tempat "ana" ditugaskan, adalah suatu unit kerja yang mengemban tugas berat dalam menanggulangi orang-orang yang "salah pikir" menggunakan barang haram narkoba tanpa keperluan yang terarah.

Berat..? ya iya la.                                                    
Bukankah salahsatu persoalan nasional  sekarang adalah masalah narkoba itu. Indonesia saja sudah dicanangkan oleh pemimpin negeri ini sebagai "darurat narkoba".  
(gaya meyakinkan, biar yakin. 
Kalo 'gak yakin, kelewatan namanya).

Na...h, masalah yang maha besar itu tu, yang harus diatasi oleh "pasukan" abdi negara yang diamanahkan bertugas di BNK Bangka Tengah, termasuk "Ana" yang orang kate sebagai pemimpinnya.

Hmm..., hmm..., rada ketar ketir juga tuh.
Dengan seabrek permasalahan yang harus segera diatasi, dan dengan dukungan personil dan anggaran yang rada-rada ngepas (pas makan kale...), tak heran kalo berbagai perasaan beradukcampur di pikiran "Ana", yang akhirnya adukcampur itu menjadi adonan yang namanya "minuman segar es ketar-ketir". Eh, kok malah ngelantur ceritanya... 

Oke, kita kembali ke Laptop.
Daripada, daripada, lebih baik kerja saja. Itu kira-kira tekad "Ana", bukankah Pak Jokowi juga bilang: "kerja, kerja, dan kerja". 

Kerja pun dimulai.
Dari identifikasi dan inventarisasi permasalahan di lembaga baru BNK tempat "ana" mencari nafkah ini, dapat disimpulkan beberapa persoalan internal yang harus segera dicarikan jalan keluarnya, yaitu: personil dan anggaran. Personil, meliputi jumlah dan kwalitas yang sangat tidak memadai, dan satunya lagi, ini nih..., klasik dan klasik, yaitu anggaran.

Bayangkan (kalo sempat ngebayangin, kalo nggak, ya ora opo-opo), dengan permasalahan yang begitu besar, BNK Bangka Tengah hanya diperkuat oleh 5 (lima) orang PNS. Melaksanakan tugas-tugas administrasi saja sudah mulai kerepotan, apalagi harus mampu menjalankan fungsi tugas yang meliputi: Pencegahan, pemberdayaan masyarakat, rehabilitasi pecandu, dan tugas-tugas pemberantasan sindikat narkoba yang maha berat itu.

Bukan itu saja (apalgi, kalau bukan itu kawan...?). Masalah personil pegawai itu juga yang paling mendasar adalah kapasitas pengetahuan dan ketrampilan, tentu saja yang dimaksud adalah aspek-aspek seputar ke-narkoba-an yang sangat membutuhkan skill yang hadal.

Masih ada lagi ? Anggaran.
Ya...h, yang satu ini tak usahlah diceritain. Biar diceritain, kalian 'gak akan nambain anggaran yang kurang itu. He... he...., sambil marah tuh.

Ngeluh...? nggak la...
Lesu...? nggak juga...
Marah ? bodoh amat.

Jadi ngapain....? Tadi kan sudah dikasih tau. Kerja, kerja, dan kerja. Mantappp....

Apasaja yang dikerjain, gak akan "Ana" paparkan dengan narasi. Takut nggak dibaca. Lebih "Ana" tayangin dengan photo-photo.
Selamat ber photo, eh..., melihat photo.

Salam.

1. Mencari dukungan koordinasi lintas SKPD


Menghadirkan Bp. Kombes Setyo Rahardjo, Kepala BNN Prov. Bangka Belitung, dalam rakor lintas skpd Bateng. 
Harapan keterpaduan P4GN.

Beberapa utusan SKPD, yang tersentuh untuk hadir.
terimakasih.





2. Belajar dan Menjalin kerjasama






Panti Rehabilitasi "PPSP Galih Pakuan Bogor" 
dikunjungi dan diajak kerjasama. 
"mencuri ilmu", dan meminta tolong. 


3. Bermitra dengan institusi "kuat" TNI, dengan visi manunggalnya.



 bersambung........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar